Minggu, 05 Juni 2011

Kutukan Mama Sinchan

Duluuu…sekali, sewaktu masih duduk di bangku SMP, saat pertama kali serial Crayon Sinchan diputar…aku suka nonton serial ini. Walaupun tidak sampai berhasil menggeser posisi Doraemon dan Detektif Conan, dihatiku. (bahasanya dong!). Tapi itu hanya di awalnya saja. Makin ke belakang, makin ngeri nontonnya. Rada ekstrim gitu deh. Belum lagi, aku kurang suka sama ‘premanisme’ orangtua Sinchan. (entah apa maksudku dengan premanisme). Trus, jujur saja, aku agak pusing melihat tingkah laku Sinchan. Nakal buangett!!!. Maka, aku sering bener mencela orangtua-nya. Apalagi, kalau melihat si ayah atau si ibu minta maaf di sana-sini. Dikit-dikit, minta maaf. Pergi kemana saja, minta maaf. Apapun yang terjadi minta maaf. Jujur saja, dulu aku mencela dengan cara mentertawakan mereka. Yah…lucu saja melihat gaya dan ekspresi mereka saat meminta maaf. Aku benar-benar geli melihatnya. Mentertawakan penderitaan orang lain, amat sangat tak patut, kan?
Lah, saat ini, aku benar-benar bisa merasakan perasaan dan penderitaan si ayah/ibu sinchan (lebay.com).
Tau gimana rasanya saat si anak (di pertokoan yang sangat ramai) mendekati orang asing dan bertanya…”om tadi kentut, ya?!!” dengan suara yang lantang dan penuh keyakinan.
Tau gimana rasanya, saat bertamu ke rumah teman, anakmu berkata pada tuan rumah “tante tau ga kalo kamar mandi tante baunya pesing…” atau saat dia tidak berkata apapun yang merontokkan hatimu, dia justru menumpahkan makanan/minuman di karpet atau sofa tuan rumah!
Tau gimana rasanya sehabis berbelanja di suatu tempat dan berjalan pulang, si ibu dikejar oleh satu pedagang dan berkata “maaf, bu…tadi anak ibu ngambil apel di tempat saya” (belum bayar, tentunya).
Atau, kalaupun tidak harus meminta maaf secara massal…maka harus menerima kenyataan bahwa banyak barang2 di rumah menjadi korban ‘kekreatifan’ mereka.
Misalnya, lipstick cair yang disangka kutex. Atau lipstick sesungguhnya yang dijadikan spidol. Atau menggunting poni secara ekstrim….melakukan percobaan2 ‘ilmiah’ (versi mereka) pada hewan peliharaan (dalam hal ini, yang paling sering dijadikan bahan percobaan adalah jaguar). Eksperimen mengerikan menggunakan gunting pada : tali tas hadiah dari sepupu yang harganya bikin sakit kepala, sarung kesayangan papa, sprei yang warnanya matching ama korden, sampai ekor ayam kesayangan papa. Kadang, saat pulang sekolah, aku harus menggunakan tenaga ekstra untuk membersihkan anak2 tetangga yang mukanya dijadikan bahan eksperimen make-up. Hhhhhhhhh…….
Mungkin, kejadian2 diatas wajar terjadi pada banyak orangtua yang mempunyai anak seumuran anak2ku. Tapi, kadang aku berfikir, mungkinkah…ini adalah kutukan mama sinchan???