Senin, 25 Februari 2013

Ogoh-Ogoh Begins...

Hari raya Nyepi sebentar lagi, tepatnya tanggal 12 maret mendatang. Dan, tepat sebelum hari-H, sudah pasti ada acara yang dinanti2 kebanyakan anak muda bahkan orang dewasa, yaitu pawai (parade) ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan perlambang bhuta kala (keburukan) yang akan diarak keliling desa, yang pada akhirnya, akan dibakar di ujung desa. Maknanya, bhuta kala dihalau dari seluruh desa, dan dibakar atau dilenyapkan...
Nah, itu tentang pawai ogoh-ogoh...sedangkan bagi kebanyakan anak-anak, selain pawainya, proses pembuatan ogoh-ogoh, itulah yang menarik.
Sejak 2 tahun yang lalu, mesha sudah terobsesi dengan ogoh-ogoh. Saya ingat, setiap tahun, sehario setelah hari raya nyepi, kami akan keliling, untuk melihat beberapa ogoh-ogoh. Bahkan, setahun lalu saya bela-belain memotret ogoh-ogoh yang bertebaran dari susut sampai bangbang...​ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ"̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ"̮
Sayang anak, sayang anak...
Naaah, tahun ini, mesha dapat kesempatan ikut serta dengan pembuatan ogoh-ogoh...
Wiiih, kebayang ga sih betapa senangnya my boy...
Sejak pulang sekolah, sampai jam 5 sore, dia jadi super sibuk...ngalahin papa dan mamanya.
Beberapa hari pertama, no problemo...
Setelah hampir 2 minggu, kami mulai merasa kehilangan. Biasanya, sepulang saya dari sekolah, ada mesha yang sibuk berceloteh tentang karate, naruto dan teman2nya. Bagi papa-nya, Mesha teman bersilat lidah yang okeh...bagi Vina, mesha sparring partner yang tak tergantikan.
Belakangan ini, Mesha sangat, sangat sibuk. Pulang hanya jam makan siang, mengantar temannya membeli alat2, atau kalau pengen boker Ħђ ϋϋϋƒƒ ‎​​ƪ(‾.‾")ʃ
Bahkan, di rumah mertua, juga sedang terjadi kerinduan sama 'little rascal' ini.
Ayah mertua, selalu protes karna Mesha sekarang hanya numpang lewat, ga ada lagi ciuman. Ibu mertua sering merasa kehilangan, ga ada yang nodong minta digorengin tahu telor. Adik iparku, Nopi, sering heboh ngeliat Mesha yang makin gelap...hehehehe
Ternyata, kehebohan yang sering dibuat Mesha, jadi sesuatu yang sangat kami rindukan...
Bahkan Vina, sampai menulis status mengeluhkan kesibukan Mesha...
Tapi untuk melarang mesha ikut serta di tim ogoh2nya...jelas tidak. Ini kesempatan Mesha berinteraksi dalam team.
Yah, Nyepi ga lama lagi...
Setelah itu, semoga semuanya kembali normal ;)
We miss u so much...our little rascal..
Tetep semangat yah, my boy...
(•̀_•́)ง

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 18 Februari 2013

Karya Tulis-nya

Melihat vina begitu khusyuk dengan pembuatan karya tulis-nya, perasaanku ada diantara senang dan was-was.
Jadi, karya tulis ini adalah tentang mencintai lingkungan, dan bagaimana menjaganya. Nah di awal menulis, vina banyak bertanya padaku, jadi agar tidak salah memberi info, maka saya browsing di internet dan membuatkan hard copy-nya. Dia membaca dan menelaah-nya sendiri.
Dari bahan tersebut, hasil bertanya dan menonton televisi, dia menghasilkan 4 karya tulis. Kalau saya baca sih, intinya sama semua. Hanya saja, di setiap tulisan ada beragam info yang saya sendiri baru tau setelah membaca karya tulisnya. :D. Misalnya saja, total luas hutan di indonesia, peranan kelelawar, dan lainnya.
Saya senang, tapi yang membuat saya khawatir, melihat susunan dewan jurinya...Arswendo, Helvy Tiana Rosa, Shanaz Haq...yang kompeten di bidang jurnalisme...saya hanya berharap bahwa ini hanya jadi ajang pelatihan vina agar bisa menulis dengan baik.
Tetapi melihat betapa giatnya dia...saya jadi ingin tau apa sih yang jadi targetnya?
Sewaktu saya tanya, apa targetnya, dia bilang, dia ingin mendapatkan laptop. Well, hadiah yang ditawarkan untuk pemenang salah satunya memang laptop.
Duh, saya jadi gimana gitu rasanya...jawaban itu saya dapat ketika dia baru menyelesaikan 2 karya tulis. Kemarin, dia baru menyelesaikan yang ke-3 dan ke-4.
Akhirnya saya berusaha memberitahukan dia tentang berbagai kemungkinan terbesar. Yaitu bahwa peserta lomba mengarang ini, pastilah ribuan, dan hanya akan diambil 3 pemenang. Jadi, bagaimana kalau ina tidak termasuk 3 terbaik itu?
Jawabannya benar2 membuat saya terdiam...
"Iya sih, kalau bisa ina pingin menang, supaya laptop-nya bisa mama pake, tapi kalau tidak menang, nggak apa juga sih, yang penting kan setiap ina kirim satu karya tulis, ina udah nyumbang 10rb!! Makanya na mau buat 10 tulisan, biar bisa nyumbang seratus ribu!!"
Duh vina...
Ternyata tentang menyumbang.
Memang sih, setiap karya yang masuk, akan dinilai sebesar 10rb yang akan disumbangkan ke Tupperware Children Fund, untuk membantu anak2 yang putus sekolah...
Sekarang saya lega. Semoga dia tetap semangat menulis. Seperti yang pernah dia bilang, dia ingin jadi penulis supaya bisa menulis banyak hal...dan bisa membantu banyak orang...
(˘ʃƪ˘)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 17 Februari 2013

Kebun Kecil, step 1

Anak-anakku sedang rajin bercocok tanam. Beberapa bulan yang lalu, kami (saya dan suami) sering melarang anak-anak bergaul dengan tanaman. Alasan utama sih karena mereka sering lalai merapikan peralatan tempur-nya. Rasanya mulut saya sampai sudah berbusa-busa deh, tidak juga dihiraukan. Jadi saya lebih sering melarang.
Lama-lama, melihat kegigihan mereka, yah, saya trenyuh juga (lebay), jadilah saya bantu mereka mencoba membuat satu tanaman. Dimulai dari cabe. Karena yang paling mudah didapat bibitnya...yaitu dari cabe yang sudah hampir busuk, kami keringkan, lalu disebar saja di pot besar milik papanya.
Saya dan anak-anak sempat lupa dengan prosesi tersebut. Apalagi kami disibukkan dengan persiapan ulangan akhir semester yang lalu.
Tiba2 saja, kami sadar sudah ada batang kecil 'nongol' di salah satu pot milik papa. Ups, bukan salah satu, tapi salah tiga.
Senangnya mereka, karena itu adalah batang pohon cabe.
Seperti biasa, mereka lebih suka improvisasi dibanding bertanya pada kami. Pohon kecil yang mulai rimbun itu, tiba2 saja sudah berpindah ke pot kecil milik anak2.
Malangnya nasib ketiga pohon itu, hampir kering dan layu. Oleh papa-nya anak-anak, pohon tersebut divonis tidak akan bertahan lama. Tapi, anak-anak memang pantang menyerah. Ya, mereka merasa bersalah karena telah memindahkan pohon tersebut sebelum cukup besar dan kuat, karena itu sebagai upaya penebusan dosa, anak2 ekstra ketat mengawasi, merawat dan menjaga ketiga pohon tersebut.
Mulai dari menyiram, mencari tanah yang bagus, memberi pupuk ala kami (menggunakan bubuk vetsin, bener loh ini selalu berhasil), dan lainnya.
Hasilnya? Belum sampai 2 minggu, ketiga pohon itu mulai menghasilkan buah cabe.
Wow!! ( ื▿ ืʃƪ)
Sudah beberapa kali kami pakai untuk memasak!
Saya sih tidak begitu tahu siklus tanaman cabe.
Tapi, setelah merasakan hasilnya, saya ijinkan anak2 membuat beberapa tanaman lagi. Dan membantu meminta ijin agar diperbolehkan mereka membuat kebun terbuka di halaman belakang rumah kami.
Sebagai ajang kreativitas sekaligus agar mereka mencintai alam...
Semoga selalu begitu ya nak...
Good Luck...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 15 Februari 2013

Salut buatmu Na...

Sometimes, she shows me how to live and become the winner...
Saat saya kecil dulu, saya seringkali digoda oleh para sepupu yang jauh lebih besar. Itu karena saya lebih mirip anak keturunan Tionghoa. Yang sering membuat saya menangis adalah karena saya dibilang anak angkat, bukan karena mirip warga keturunan, karena saya tau, warga keturunan itu artinya, berkulit putih dan mata khas oriental (it means..i'm pretty...aren't I?) :p
Satu lagi, karena saya badil, atau tidak bisa mengucapkan salah satu huruf dengan benar. Pada kasus saya sih, saya tidak mengucapkan huruf 'r' dengan benar.
Jadilah, cara saya berbicara sering ditirukan dengan cara yang ekstrim (̾˘̶̀̾̾ ̯˘̶́̾ ̾̾̾'̾̾)̾
Menghadapi banyak sepupu senior yang super jahil, membuat saya jadi kebal habis.
Saat SD di Merauke dulu, teman-teman sampai kesal sendiri menggoda saya. Saya tidak peduli dikatai cadel atau apapun. Saya sangat cuek, walaupun, saat sampai di rumah saya sering ngambek sejadi-jadinya :D, namanya juga anak-anak, boleh dong kesel...
Yang jelas, saat d skolah, saya tidak peduli kalau dikerjai. Begitu pula saat di SMP dan seterusnya. Jadi, teman2 sudah terbiasa dengan saya yang tidak bisa mengucapkan huruf 'r'
Sekalipun ada yang masih sesekali menggoda saya, saya cuek saja.
Kejadian berulang saat saya memiliki Vina. Persis seperti saya, vina kesulitan melafalkan huruf 'r' dan setelah kami lihat bentuk lidahnya, pendek seperti saya. Kan kata orang dulu, kalo lidahnya buntek dan pendek PASTI cadel. Itu keyakinan saya...dan orang-orang disekitar kami(Wih, yakin banget yakk).
Saat kelas 1 s/d kelas 2 SD, vina sering menangis karena dijadikan objek candaan teman-temannya. Setiap kali membaca atau maju ke depan kelas, dia jadi marah dan ngambek karena cara bicaranya yang cadel sering diikuti teman-teman bahkan kakak kelasnya.
Sering dia mengadu dengan sedihnya. Lalu, saya ajarkan dia cara utk 'fight' versi saya.
Saya jelaskan, bahwa itu sudah kondisi nyata, artinya kenapa harus menangis dan down kalau nyatanya memang tidak bisa? Toh itu tidak menghalangi kecerdasan Vina. Guru juga tidak membedakan...dst, dst.
Intinya saya ingin dia kuat mental dan tidak down.
Berhasil memang, dia jadi tak peduli lagi jika dikatai cadel. "Memang ina cadel, kok..." Itu jawabannya. Dan dia tak ragu lagi maju ke depan kelas, bahkan mengajarkan teman2nya.
Satu hal yang diluar perkiraan saya, dia giat berlatih mengucapkan huruf 'r'
Dengan cara yang ekstrim, menurut saya...
"Mama, mau makan rrrroti" atau
"Vina aja yang nutup pagarrrrrr" dan lainnya
Kami sempet kasihan, takut dia kecewa, karena terlalu keras berlatih, mengingat: lidahnya pendek.
Siapa sangka? Setelah hampir 3 bulan...kami sadar, ada yang berubah...pelafalan r-nya mulai jelas. Sangat jelas, malah...
Dan akhirnya dia bisa mengucapkan huruf r yang sangaaaaaat panjang. Tidak ada lagi si cadel.
Saat itu saya sangat sangat sadar, bahwa ternyata, menerima kenyataan kondisi diri saja tidaklah cukup. Tidak ada salahnya berusaha. Apapun itu, kalau diusahakan pasti akan bisa, kalaupun tidak, paling tidak kita akan lebih menghargai diri kita. Karna kita sudah mencoba...
Fakta bahwa lidahnya pendek dan bulat, juga tidak cukup mematahkan semangatnya berusaha...
Well done, my daughter...
Mama harus banyak belajar dari kalian, anak-anak mama ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 12 Februari 2013

Ketika Susah Hati....

Apa keuntungan dari mempunyai banyak teman, dan berhubungan baik dengan mereka?
Jawabannya...sangat, sangat, banyak.
Saya sering merasakan banyak keuntungan dari sebuah pertemanan...katakanlah saat ada masalah, hati akan segera terhibur, banyak informasi, ada yang diajak berargumentasi, ada yang mengingatkan...dan ada yang memeluk di saat susah.
Teman juga tidak harus menguntungkan dari segi financial, atau tidak harus juga dimanfaatkan dari segi keuangan, miris sekali kalau pertemanan hanya diukur dari kadar itu saja...
Saat ini hati saya sedang susah, seberapa besar susahnya...tak perlu-lah diukur...
Namun, dari hal kecil yang saya lakukan, seorang teman mengirim msg dan di akhir msg-nya dia berkata "semoga rejeki-nya lancar selalu" see? Saya mendapatkan doa (tulus) darinya...
Di hari yang sama, seorang teman menghubungi saya, ingin curhat ttg masalah yang intinya mirip dengan masalah saya...
Kami sharing bersama, dan itu melegakan hati saya. Setidaknya, kami saling mendoakan.
Kalau dilihat dari satu sisi, mereka memang tidak membantu menyelesaikan masalah saya secara langsung. Tapi, teman2 secara tidak sadar, menguatkan saya, membuat saya tersenyum, menenangkan hati saya.
Dan secara tidak langsung, saya seringkali menemukan jalan keluar dari mereka juga...
Dan doa mereka...ya Tuhan...itulah yang terbaik...
Terima kasih Tuhan...
Semoga apapun masalah kami, akan terselesaikan dengan baik...
(˘ʃƪ˘)
Powered by Telkomsel BlackBerry®