Jumat, 30 Mei 2014

Be My Self...(With any conditions)

"Lebih baik tidak disukai karena menjadi diri sendiri, daripada disukai karena berpura-pura"
I really agree with this statement...
Yeah, saya selalu percaya lebih baik menjadi diri sendiri.
Tetapi, dengan berjalannya waktu, setelah saya mengalami banyak hal, bertemu dengan lebih banyak orang, dari berbagai macam latar belakang sosial dan ekonomi... (Jadi seperti iklan layanan masyarakat :D)
Saya menyadari satu hal...
Menjadi diri sendiri itu harus (tidak bisa ditawar!), tapiiii dengan satu syarat...
Bahwa itu tidak merugikan orang lain ;)
Terdengar agak janggal ya?
Maksud saya begini, ketika kita tau bahwa diri kita itu misalnya manja atau keras kepala, atau tukang pamer atau suka telat atau terlalu sering mengeluarkan kata2 Υαηҩ menyakitkan...
Nah, ada beberapa hal ♈ǝлƍ perlu diperbaiki dengan diri kita.
Misalnya, kita terbiasa berbicara blak-blakan...secara tidak sadar, kita sering menyentil harga diri seseorang, jadi apa salahnya, ketika menyatakan pendapat atau menegur seseorang, gunakan kata2 yg lebih bijak aka: manis.
Atau jika kita sudah terjun ke suatu organisasi, toleransi sangat diperlukan, bukan? Nah, saat itu kita harus bisa menjadi diri sendiri, dengan beberapa catatan.
Jika kita adalah orang yg ceplas-ceplos, boleh saja...hanya, tidak di semua situasi dan kondisi kita bs seperti itu...
Bukan jamannya lagi mengucapkan kata2 sakti : "begitulah saya"
Please...grow up gals...
Menjadi dewasa adalah, jika kita bisa berdamai dengan situasi, dan tetap menjadi diri sendiri...:)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 29 Mei 2014

Hug Me, Mom...

Sentuhan Mencerdaskan Bayi > langsung bisa di praktekkan bun :)

Pelukan, sentuhan dan ciuman sebagai wujud cinta, penting untuk mematangkan otak dan menciptakan hubungan antarsinap syaraf otak bayi.

Hormon "Ingin Selalu Kontak." Oksitosin dikatakan sebagai hormon cinta karena menciptakan perasaan keterikatan dan membentuk hubungan dengan orang lain. Hormon ini dilepaskan saat menyusui, memeluk dan orgasme. Dalam penelitian awal yang dikemukakan dalam Journal Psychiatry, oksitosin dihubungkan dengan kemampuan untuk mempertahankan hubungan interpersonal. Hormon ini menciptakan keinginan untuk melakukan kontak lebih lanjut dengan orang yang dicintai dan setiap pertemuan selanjutnya akan memicu keluarnya hormon oksitosin sehingga Anda selalu diliputi rasa cinta. Penelitian oleh Universitas Sydney juga menemukan oksitosin memperkuat memori terhadap hal-hal baik.

Buktikan cinta Anda. Jangan hanya berdiam diri memendam perasaan. Ungkapkan cinta Anda pada anak, terlebih saat ia sudah bisa bicara. Kata-kata cinta harus diucapkan berulang kali, dan Anda tak boleh bosan bila anak berulang kali bertanya, "Ayah sayang aku nggak? Ibu sayang nggak sama aku?" Anak-anak usia ini senang mendapat ungkapan cinta Anda:
• Peluk. "Mau peluk ibu dulu!" Seberapa sering anak Anda minta dipeluk? Saat sedih ia minta dipeluk. Saat hendak berpisah dengan Anda, ia juga minta dipeluk. Pelukan juga ampuh untuk menghentikan tantrum. Dari pelukan, ia bisa merasakan cinta Anda. Untuk anak laki-laki, mungkin Anda perlu bertanya lebih dahulu, "Maukah dipeluk Ibu?" Jangan sedih bila jagoan Anda menolak. Mungkin ada temannya sedang bermain di rumah Anda.
• Cium. Kebiasaan Anda yang satu ini memang sulit dihilangkan. Sejak anak masih bayi, Anda sudah jutaan kali mendaratkan kecupan gemas di pipi atau kecupan sayang di keningnya. Ciuman itu bukti rasa sayang. Tapi, hindari memberikan ciuman sesudah anak melakukan kesalahan karena ia akan mengartikan ciuman Anda sebagai dukungan atas kesalahannya.
• Belai. Sama dengan memeluk dan mencium, membelai juga untuk mengungkapkan rasa sayang, memberi rasa aman, memberi dorongan dan empati. Belai kepalanya atau usap-usap tangan, kaki, atau pundak. Saat anak sedang sedih, kesal, atau takut, jadikan belaian menjadi cara untuk membuatnya tenang sekaligus tegar.
• Bergandengan tangan menyusuri jalan menuju mini market bersama anak, merupakan bahasa cinta bahwa Anda peduli akan keselamatannya. Bila dia bertanya mengapa Anda selalu menggandengnya, katakan bahwa Anda sayang padanya dan ingin agar ia aman.
• Ucapkan kata cinta langsung dengan kalimat, "Ibu sayang kamu", "Ibu cinta kamu." Ungkapan secara verbal ditangkap dengan mudah oleh anak bahwa Anda begitu menyayangi dan mencintai dia. Perlahan, ia akan belajar mengungkapkan kata cinta atau sayang pada orang yang dia sayangi.
• Memuji, mampu memberikan motivasi dan harapan bagi anak dalam proses perkembangannya. Saat Anda mengatakan, "Ibu bangga sama kamu karena mau membantu ibu. Ibu semakin sayang sama kamu," anak merekam pujian Anda dan ia menemukan ungkapan rasa sayang pada dirinya.

sumber : Ayahbunda
Taken from: Cussons Mom&Me (Facebook)
Powered by Telkomsel BlackBerry®