Rabu, 03 Desember 2008

KISAH YANG TERSIMPAN

Menjelang akhir pekan kemarin, sebuah kisah kembali terkenang dalam pikiran aku.kisah itu lama tersimpan dalam hati, bukan dalam otak. Kenapa dalam hati? Karena, ternyata aku tak mampu mengingat detail dari cerita-cerita yang terpenggal-terpenggal dalam setiap langkah kehidupan aku. Aku hanya mampu mengingat, bahwa dalam setiap langkah kehidupan aku, dalam setiap masalah, dalam setiap tawa dan gembira, bahkan airmata, aku mempunyai tempat untuk bersandar. Tempat yang penuh cinta, penuh kasih...mama...tepatnya, di hati mama.
Yang aku ingat, mama selalu berusaha menyiapkan masakan-masakan lezat versi mama, yang memang selalu kami ingat, bagi kami, anak-anaknya. Aku tahu, mama selalu berusaha untuk itu. Aku ingat suatu hari, saat aku ingin makan ikan jimbaran yang terkenal itu, mama membuat ikan bakar versi mama, yang sangat enak. Yang membuatku begitu bersemangat untuk makan...yang membuatku selalu teringat bahwa mama selalu ingin membahagiakan kami...itu yang aku kenang. Faktanya, menurut sepupu aku, mama membuat masakan itu, karena mama merasa bersalah, saat aku minta makan ke jimbaran, mama malah mengomel. Masalahnya, itu tanggal tua, dan aku minta ke jimbaran? Demi Tuhan...aku tak ingat sedikit pun, itu karena aku mengingat dengan hatiku...
Tentang mama, tentang cintanya, tentang kelembutan dia, di balik sifatnya yang terkadang judes. Aku tahu setiap kali mama duduk dan menangis di toilet, saat kami sakit, hanya karena mama ingin terlihat tenang di hadapan kami.
Semarah-marahnya aku pada mama, aku tak bisa marah terlalu lama padanya. Mengingat caranya menyayangi kami, berbagai pengorbanan mama untuk kami, mengingat berbagai harapan dan mimpi-mimpi mama bagi kami...melihat ketabahan dan kekuatan mama...membuatku malu pada diri sendiri...
Apa yang sudah pernah aku beri untuk beliau?
Banyak hal, banyak kenangan tentang mama...
Bahkan saat ini, mama tetap mampu mencurahkan cintanya, bagi cucu2nya, dari kami, anak-anaknya. Cinta yang tak pernah habis...padahal, aku tak yakin, curahan cinta yang diterima mama...belum tentu sebesar cinta yang dia berikan bagi keluarganya.
Menjelang akhir pekan kemarin, ulang tahun mama yang ke...59.
29 November, mama berulangtahun.
Apapun kado yang aku berikan, lagi-lagi, bagiku itu takkan pernah cukup, itu hanyalah symbol kecil dari cinta mama yang begitu besar.
Tapi, bagi mama itu hal yang besar...melihat air mata bahagia mama...Tuhan, aku bisa merasakan kesejukan dalam hati aku.
Setiap kisah, kasih, dan mimpi antara aku dan mama, akan selalu aku rangkai dengan indah dalam hati aku.
Walau tak dapat aku ingat detailnya...semua aku rangkai untuk jadi sebuah kisah yang indah. Yang suatu saat bisa aku bagi dengan anak-anak dan cucuku.
Terima kasih cinta, terima kasih mama...
Happy Birthday...my mommy...

Senin, 01 Desember 2008

KADANG MERASA DIPECUNDANGI

Dulu ni, aku tu sering mikir, pecundang itu apa ya? Trus...lama-lama, setelah kira-kira sedikit ngerti ama artinya, aku jadi mikir, ga enak banget yah... dan, untungnga, dalam perjalanan hidup aku, dari kecil, sekolah, sampai kuliah, bahkan punya pacar, dan akhirnya menikah, aku ga ngerasa pernah jadi pecundang. Sekalipun aku kalah saing ato apapun, itu terjadi dalam suatu kompetisi yang terbuka, dan fair. Aku ga pernah ngerasa ‘cengok’. Ga pernah lah ada yang bilang “PECUNDANG LO!!!” ato “HAH! LOSER!!!” kalo yang bilang “YANG NORMAL DONG!!!” banyak juga sih, entah kenapa...
Kembali ke perasaan pecundang tadi. Hidupku aman-aman ajah. Sampai pada suatu hari...aku benar-benar merasa diperbodohi...bukan hanya satu kali...tapi berkali-kali...oleh...ANAK-ANAKKU SENDIRI!!!!
1. Suatu kali, Vina main pake kardus, gueeddee banget kardusnya, sampai-sampai, Vina bisa masukin seluruh badan dia ke dalem ni kardus. Bahkan bisa ditutup, dia juga masih bisa bergerak di dalamnya. Trus, entarnya tu kardus di hias-hias ama dia. Dia bilang...”mama, lihat, Ina bikin rumah anti GEMPAA....teretetetettttt....” ya, dia beneran bilang gitu sambil bergaya bak pesulap gitu. Nah, berhubung aku pengen ngasih dia semangat untuk tetep main dan berkreasi...(sejujurnya, saat itu aku lagi asik baca dang a pengen keganggu, hehehe)...maka aku bilang ke dia...”waahhh, Ina hebat yah? Kok bisa ya bikin rumah anti gempa yang keren gitu???” tahukah anda saudara-saudara apa reaksinya? Dia memandangi aku dengan aneh. katanya... “mama ni aneh, ya jelas aja anti gempa, kalo gempa, yang goyang-goyang kan rumah ini, bukan rumah Ina...namanya juga rumah kardus, kalo gempa, ya lipet aja.......” Dia berkata dengan santai.... aku? Cengok! Feel like a Loser!!!
2. Waktu Vina kecil dulu, dia paling takut kalo ngeliat aku bawa tas. Karena menurut dia, bawa tas = mau pergi. Jadi, dia suka nangis. Kalo aku nenteng tas. Biar kata bajunya bluwek. Nah, saat mesha seumuran Vina saat dia anti tas, kira-kira menjelang 2 tahun gitu, dia mulai super duper lengket sama mama. Mamanya. Aku. Jadi, aku sering menggoda dia juga. Tapi waktu itu aku sedikit lupa dengan kejadian anti tasnya Vina. Sampai suatu hari yang naas...kakak iparku kan tumben tu mau balik ke Denpasar pake acara mampir di rumahku, jadilah terjadi kehebohan, Mesha mau ikut ama dia ke Denpasar. Nangislah si Mesha. Nah, seperti biasa, kalo dia gitu, aku ajak aja kemana gitu, pasti dia mau. Tapi kali ini, gagal. Maka, secara tiba-tiba aku ingat, ‘masa anti-tas’ nya Vina. Maka aku bilang, “ca, mama mau kerja ya?” sontak dia ngejawab...”dak oeh...!” (tidak boleh) tapi tetep melukin mama Ut. Langsung kuambil tas dan kunci mobil, kubilang...”ni, mama mau kerja, bawa kijang...” Mesha (yang udah turun dari gendongan mama Ut, ngeliatin aku. Dari atas ke bawah. Kupikir tampak meyakinkan. Kukira dia udah tergoda. Yang terjadi? Habis ngeliatin aku, dia ngeliatin mama Ut-nya, yang memang selalu berpenampilan dan berdandan bak artis...dan...dia memilih...MAMA UT...!!!!!! oke, aku tau, dari hasil pemantauan Mesha dari ujung rambut ke ujung kaki, dia pasti mikir...mama Ut begini rapi, dan akan ke denpasar...sedang mama? Dia bawa tas, dan bawa kunci mobil...tapi penampilannya...kaya pembantu!! Pembantu aja gayanya lebih keren. Yang tampak, aku seperti pemabntu-pembantu di tipi, yang bawain tas majikannya. Huhu...Feel like a Loser...huhuhu....mana diketawain...huhuhu...

Itu cuma sedikit contoh dari kejadian-kejadian bersama anak-anak, yang bikin aku cengok. ga nyangka aja...jadi pinter ngomong gitu. Bagi yang baru akan punya anak...berhati-hatilah...kejadian mengerikan mengancam reputasi anda...
Hehehe...kidding...
Biar kata kita dibikin bete, cengok, pusing....tapi keberadaan mereka, bikin para ortu serasa menjadi orang yang paling sempurna hidupnya...
Ya toh???
Hanya saja...waspada, wajib itu...