Kamis, 20 Maret 2008

Awig-awig

Di sekolah, muncul peraturan baru. Mengatur tentang cara berpakaian para Guru (catat: Indo teachers & staff only, hmmm...SARA nih).
*Ga bole pake celana dari bahan jeans, celana pendek...(buset! Kalo dilihat dari kbbi/kamus besar bahasa indo, celana pendek pan celana yang diatas lutut yah? Rasanya ga pernah de...liat guru or staf pake cp begitu. Kalo celana 7/8 iya, tapi masih dalam batas kesopanan dong).
*Ga bole pake kaos oblong/kaus tanpa kerah, pakaian tanpa lengan, tank top. Nah, kalo aku pikir-pikir...dan liat-liat, yang suka pake kaos tanpa lengan ato tank top...malah western-nya. Daaannn...kalopun aku pake yang tak berlengan, pan bukan kaos secepre gitu...kaos yang cantik loh...temen-temen juga gitu.
*ga bole pake sandal jepit! Nah, sandal jepit, yang kebayang sandal yang dijepit dan dari karet gitu kan? Berarti kalo sandal nyang model selop, boleh doooonk....
*dilarang pake aksesoris berlebihan. Nah! Mana pernah nyang indo pake aks yang ampe glawiran dimana-mana? Apalagi pake perhiasan dari emas kinclong yang segede-gede gaban. Ga deeeh. Kami para indo cukup mengerti mode kok. Liat aja Ari. Kalopun dia pake anting yang lucu-lucu...ga norak kok. Manis banget malah. Ato ada yang pake aks kalung gitu...ga yang menyolot mata kok.
Intinya...peraturan ini agak membuat para indo bete...(kata muridku, be em...kan bad mood...). masalahnya, yang selama ini banyak kelihatan norak, seronok dan ‘ramai’ bukan para indo loh...melainkan westernnya. Dah gitu...itu peraturan dibkn dalam bhs indo, walaupun judulnya kepada seluruh staff en karyawan. Logikanya...mrk pan ga ngarti bhs indo kan? Apalagi yang ga baku...(soalnya, bhs peraturannya agak aneh...), jadi, secara disengaja, peraturan ini dibuat utk yang mengerti bhs.indo. kalopun ada western yang ngerti, nasib merekalah kena peraturan itu, hehehe. Ato, kalo mereka nanya ama partner mereka msg2, bisa aja mrk pura-pura ga ngarti...ya?
Yah kita liat aja nanti gimana kelanjutannya...
Terus apa hal ini ngaruh buatku? Hmmm...aku ingat, dulu si principal bilang (entah menggodaku ato serius)...aku ga punya ruangan khusus ato meja khusus...’cause you’re only a part timer....
Soooooo....tengkyu lah bo....i don’t have to follow all the rules kan?
‘cause I’m only a part timer...ya toh? (yang penting gajinya, teteupp...)
Sekian dan terima kasih...

Rabu, 19 Maret 2008

Prestise ato prestasi?

Hati-hati dengan ambisimu...
sebenarnya, ini sih catatan buat para ortu. atau guru, yang berambisi ingin menjadikan segala sesuatu terlihat lebih baik. Terlihat, bukan selalu yang sebenarnya. Kenapa tiba-tiba aku pengen nulis (ngetik?) ini? Karena, kemaren saat mata kuliah psikologi anak, dosennya rada nyinggung ini. pengalaman ga enak tentang prestise, pernah terjadi padaku.
tepatnya, saat aku baru pindah dari papua, ke bali. saat itu tahun ajaran baru, aku naik ke kelas 2 smu. memang, saat di papua, aku masuk kelas yang rata-rata muridnya mempunyai nilai nem smp 'teratas'. saat pindah ke bali, aku yang sadar diri bahwa kemampuanku sebenarnya rata-rata, bukan diatasnya, minta supaya aku pake semacam replacement test aja, ato dimasukkan pada kelas standar aja.
yang terjadi? secara mengejutkan, tanpa info apapun, aku dimasukkan di kelas unggulan!!!. mungkin seharusnya bangga. tapi sekali lagi, aku nyadar, walaupun seharusnya berpikir positif, dan optimis...kenyataannya, aku tak sehebat itu.
dan yup...aktivitas di kelas unggulan yang super cepat, bikin aku kadang tertinggal. begitu juga karena program pengayaan untuk kelas U porsinya dobel dari kelas biasa, bikin aku cape fisik mental. waktu nilai-nilaiku sempet anjlok, aku milih untuk berbicara dengan wali kelas. setelah melewati proses panjang...keluarlah hasilnya...murid yang di kelas U amat sangat tidak boleh turun ke kelas biasa. kalo tidak mampu...dapat pengayaan tambahan....it wasn't a good solution! aku makin drop...karena, makin terkuras secara fisik.
untungnya...hal yang paling kusyukuri, teman-teman di kelas tuh baiiiik banget. mereka sering bantu aku. mereka juga lelaki dan wanita penghibur terhebat di duniaku...(ih...). merekalah yang jadi 'vitamin mental' buat aku.
walaupun kenyataannya nilai raportku makin menurun. puncaknya, saat penjuruan di kelas 3. aku yang lebih menyukai bahasa atau hitung-hitungan duit....memilih masuk kelas IPS ato Bahasa. beberapa temanku, dari kelas U juga meilih hal yang sama. taukah apa yang kemudian terjadi....???!!! ditetapkan bahwa, murid di kelasU wajib masuk kelas IPA.
aku lemas. terus terang, aku payah dalam fisika dan kimia. walaupun nilai biologiku masuk kategori lumayan. saat itu, banyak yang kecewa. hingga beredar issue tak enak, bahwa pihak kepsek, yang kami tau memang sangat ambisisus...memang punya target bahwa di sekolah kami, murid kelas unggul harus 'banyak' kuantitasnya. begitu juga jurusan IPA.
menjelang ujian smu...ujian nasional...kelas U makin digenjot. untuk menjadi yang terbaik. porsi pengayaan kami makin ditambah. makin diperbanyak latihan. kami makin terforsir...menyedihkan...
yang terjadi....nilai nem untuk murid kelas U, kalah jauh dengan murid dari kelas IPA 1! dan kami rata-rata, mengakui bahwa kami lelah.
ortu, dan diriku, kecewa berat dengan hal ini...nemku jatuh!!! bukan hanya aku, memang, tapi, kenapa aku termasuk?
saat memilih universitas, papa mengingatkan, gunakan hati nurani. maka kupilih manajemen. tahukah...prestasi yang 'pernah hilang' kembali aku dapatkan...IPku tak pernah kurang dari 3,5! aku selalu bersemangat, yah walaupun saat lulus IPku 3,25...itu lebih karena aku sudah kadung ikutan part time di tempat dosenku, hehehehe....
itu jadi semacam catatan untuk diriku. selama 2 tahun itu, aku tiba-tiba berubah menjadi orang yang super tidak pede, selalu merasa tertinggal, dll.
saat ini aku seorang ibu. aku ingin supaya Vina-ku, nggak ngalamain hal yang sama. aku ingin dia bahagia dan berprestasi sesuai umur dan kapasitasnya. melihat dia bahagia, ceria dan mampu mengikuti kegiatan di sekolahnya dan kegiatan tambahannya (yang tidak banyak), sudah benar-benar memuaskan aku. walaupun kadang aku ingin Vina terlihat 'lebih'...lagi-lagi aku ingatkan diriku pada 2 tahun kesuramanku...
ini bukan tentang prestise...tapi tentang hati manusia lain...ya kan? biarpun itu adalah anak ataupun murid kita...tapi mereka punya hati...mereka manusia kan?
so parents...teachers....be carefull with your children....

Jumat, 14 Maret 2008

Mimpi Kali, Yeee.....

*gubrax...* tung....gludukkkk*
tengah malam....ada suara aneh. kira-kira ya kayak tadi bunyinya...
mata susahhh banget kebuka. mepet banget. kayak pake lem alteco yang asli.
Tapi...perlahan tapi pasti, sambil ngelap iler...(idih...)...mataku buka juga. rasanya, segala sesuatu tetap sama. Tempat tidur...rak, meja, selimut, jendela, bantal, laki gue, anak-anak...ah sama...aih, mimpi kali yeee??? pikirku hampir yakin.
Ok deh...nih mata hampir mepet lagi. tapi...eh? anak-anak?????????!!!!!!
nyang di tempat tidur kok cuma 1?????! Mesha doang!
Refleks aku manjangin leher ngeliat ke samping tempat tidur.
Vina nun di atas lantai....
lagi ngusap-ngusap pantat en jidatnya....
aku jadi mikir...gimana jatuhnya ya? kok yang sakit ga searah gitu???
kami tertawa. Walaupun Ina ketawa pahit...
Akhirnya, tidur pun berlanjut...

Minggu, 09 Maret 2008

Berjiwa Susah

Ini tentang keluarga kecilku. Kami ini aneh. Tidak berbakat kaya menurut aku dan suamiku. Bukannya akku merasa sudah kaya, jadi aku mengatakan kami sok susah. Tidak. Kami bersyukur karena secara ekonomi, kami sudah baik. Belum berlebihan, tapi untuk hidup sederhana, sudah benar-benar cukup.
Sebelum rumah kami yang di bagian atas toko jadi, aku, suami dan kedua anakku tidur dalam satu kamar di dalam tokoku. Ya computer, lemari baju, tempat tidur berukuran 120x2, dan kasur tambahan, jadi satu. Tumplek, blek.
Setelah rumah bagian atas jadi, dengan 3 kamar, aku dan suami memutuskan membeli sebuah tempat tidur berukuran King . Atau Queen? Entah. Pokoknya yang 180x2oo itu. Bagi kami, itu sudah sangat besar. Minggu-minggu awal, kami memang bersuka ria tidur ber-4 di tempat tidur baru itu. Setelah itu, spring bed jadoel, yang kupakai sejak jaman SMU, yang dulunya kami pakai dibawah, kami bawa ke salah satu kamar diatas. Trus, karena Vina masih sering tidur di kamar kami, spring bed yang bagian atasnya kami taruh di depan TV. Maksudnya, biar enak aja kalau nonton TV. Apa yang terjadi? Kami mulai sering berdesakkan tidur di depan TV. Bayangkan...yang berukuran 120 itu, kami tiduri ber-4. kadang, kalau merasa terlalu sesak, Vina mengalah. Bukan pindah ke kamar. Melainkan...menggelar selimut tebal supaya bisa tidur bersama. Menggelarnya di lantai loh!
Itu belum seberapa. Karena kamar yang dulu kami pakai itu sekarang jadi sedikit lengang, dan lumayan ribet kalau harus bolak-balik dari atas kebawah kalau mata ini sedikit mengantuk, tapi ada orang yang belanja, maka suamiku memutuskan membuat sebuah tempat tidur kayu berukuran 1x2 m. setelah selesai? Kami ber-4 berduyun-duyun tidur disana. Sampai badan terasa pegal-pegal. 2 malam seperti itu. Jadi aku putuskan! Aduh...ga ada deh tidur di bawah. Ayo, keatas aja! Sewaktu kami keatas, Vina dan suamiku tetap ‘parkir’ di kasur jadoel. Aku dan Mesha menuju ke spring bed baru, besar dan harganya lumayan untuk kami itu. Apa yang ku temukan? Ada ee’ tikus. Pecahlah tawaku. Tikus aja demen tidur disono. Ini yang punya malah milih di tempat-tempat yang lain.
Saat ini, kami sering tidur di kamar utama. Sering pula tidur di depan TV. Kadang kalau sedang ngobrol, suamiku suka bilang...kita ini ga berbakat hidup mewah, atau emang sukanya paket?
Maksud dia, kalo dipikir-pikir, kita ini seringnya kemana-mana bersama. Terutama aku dan anakku. Ibaratnya satu paket kemana-mana dah. Entahlah. ... coba aja. Sampai sekarang...mau dinginnya kayak apa, kalau udah kadung nangkring di kasur jadoel, suamiku rela menggelar selimut tebal di samping kasur, daripada pindah kedalam kamar. Enakan begini, katanya.
Hhhh....apa iya ya...kita ini ga berjiwa orang kaya?
Aku ingat juga waktu keponakanku bilang begini...
“teh ming mirip deh kayak bunga”
Bunga siapa ya, pikirku....
“itu tuh....yang di Cinta Bunga...” wah...kepalaku membesar...mirip Laudya C.Bella dunk gue? Ternyata ada lanjutannya...
“tapi, eteh pake kaca, suaranya beda, eteh juga gedean kayaknya dari Bunga...”
“trus apanya yang sama?” tanyaku heran...tau apa jawabannya?
“baju ama celananya sama...sama-sama kayak orang miskin...”
Ddeennnkkk....
Oke deh...aku emang suka make celana-celana santai(jeans) sebetis en kaos-kaos tipis yang nyaman. Dan rambut diikat seadanya...tapi, plisss deh...
Tapi tak apalah...soalnya ada tambahannya kok...
“tapi wau lebih seneng liat eteh daripada Bunga...”
Hehehe...ya eya lah....mau ga dikasi makanan-makanan special buatanku?
Ya sudahlah...
Kali emang bener...kami kan hidup di desa. Biarpun aku kerja di kota. Jadi ya...KATRO....
Buat nyenengin ati, aku kutip kata-kata Desy Ratnasari dulu...dan juga Tukul...
Biar kata orang desa, tampang desa...yang penting rejeki kota...
Yuuukkksss....