Jumat, 18 Januari 2013

In The Name of Love....

Mempunyai anak...tanggung jawabnya sudah pasti banyak.
Yah, boleh dibilang, pernyataan yang sangat bodoh....Lha orang gila aja nyadar, punya anak perlu tanggung jawab...(mungkin itu sebabnya dia jadi gila...ato memilih jadi gila????)
Apalagi, ada beberapa hal yang ga bisa didelegasikan ke orang lain. Biar kata punya banyak deretan baby sitter dan asisten RT, tetep aja yang namanya anak pastinya dalam hal tertentu lebih memilih ortunya, atau lebih tepatnya, sang mama.
Ah...ada yang bisa mendelegasikan hampir semua tugas pada baby sitter-nya? Bahkan saat sang anak sakit? saat si anak sedih? saat si anak luka? saat si anak bahagia? saat si anak hendak mempelajari sesuatu?
wah...saya hanya punya satu kalimat untuk anda...Saya Ikut Berduka Cita...
Melewatkan banyak hal mengenai anak kita, entah itu anak kandung ataupun anak adopsi...(anak adopsi = anak yang bukan lahir dari rahim kita, tapi lahir dari 'hati')...adalah hal yang akan kita sesali pada suatu waktu nanti...
Saya sendiri...termasuk golongan ibu yang....jangan ditiru juga sih, ya....
tak pernah lepas soal anak2.
Dalam banyak hal, saya jadi sibuk sangat berlebihan untuk urusan anak. Makan, dandan, curhat, belajar, bermain, jadi tim penilai, dan segalanya....
capek banget...dan sibuk banget.
Bagi banyak orang, aku dianggap terlalu memanjakan anak, dan anak terlalu memujaku.
Ya kah? whatever...
Intinya, aku lebih memilih mengikuti kata hati. Aku tak punya pengalaman soal anak, saat aku punya bayi pertama kali.
Tapi, aku mengandalkan daftar bacaan, terutama yang menyatakan bahwa, menjadi orang tua, tak harus selalu mengikuti apa yang tertera pada 'best seller books'
juga, gunakan kata hatimu!!!
Membaca buku atau majalah tentang anak, sangat,sangat perlu....tapi, ingat ya, setiap anak itu istimewa...jadi tidak selalu kita bisa menerapkan apa yang disarankan oleh buku. Kombinasikan dengan hatimu. Sewaktu menghadapi Vina-batita, aku 80% menerapkan apa yang tertulis di buku. Sungguh...Vina yang terlihat manis namun temperamental, Queen type...susah, tapi banyak tips menghadapi yang type Vina di buku....
Begitu ada Meca, wow....aku cuma mampu menerapkan 40%....sisanya? full kombinasi...
Enggak pernah sesuai buku. Sabar? ga nyampe2....bawaannya emosiiii aja.
Tapi, sekalipun marah, ngomel....tetap saja...kami memperlakukan atas dasar cinta...
Saat anak2 sakit, mau yang kalem, mau ngamuk karna tak tahan...mau capek...aku selalu ada untuk menemani, minum obat, menyiapkan makan, membersihkan muntah, kotoran, begadang...apapun...
Dan aku percaya...95% orang tua pasti juga melakukan hal yang sama...
Entah itu karna naluriah, ataupun terpaksa...
Apapun...dan yang pasti, di saat seperti itu, anak2 akan memilih orangtuanya (terutama ibu) untuk selalu disampingnya...
Anak2 yang jarang bertemu orangtuanya saja pasti meminta mama, apalagi yang nempel terus kayak prangko....seperti anak2ku....
Beberapa orang terdekat suka bilang aku berlebihan...
Mungkin...Aku juga tidak tahu...
Tapi, sungguh, suatu kejadian menyadarkan aku....
Tak kenapa aku begadang untuk mereka, tak apa aku menghabiskan banyak waktu untuk mereka...tak apa aku lelah, tak apa aku tak punya banyak waktu untuk hang out, tak apa aku tak selalu bisa bepergian tanpa 'rombongan sirkus'...
Sungguh tak apa...
Kejadiannya, saat penyakit lama-ku kumat...
aku dalam kkondisi benar-benar tak bisa bangun...
Saat aku bangun dari tidur, disampingku, ada semangkuk bubur-tomat-hati buatan Vina... jangan tanya rasanya...jelaslah ajaib, tapi, dari cerita asistenku, Desak Ade,
Vina membuatkan bubur, saat aku tidur habis muntah2. Sewaktu ditanya mbok desak, darimana Vina tau cara bikin bubur kayak gini, Vina bilang..."mama...ina liat mama bikin bubur campur2 kayak gini kalo papa, vina atau meca sakit, supaya mau makan banyak..."
pantas rasanya aneh...ternyata dia cuma mengandalkan penglihatan, bukan mencatat resep...
Sewaktu makan, Vina menyuapi aku pelan-pelan, membawa tisu, dan teh.
Suap, lap...nawarin teh...nyiapin obat, nungguin aku minum obat...
Sampai papanya bilang..."Vina niru mama banget..."
Begitukah aku?
Dia sampai ga main ke rumah teman, menolak ikut ke denpasar...untuk nemani aku
Malamnya, setiap kali aku bangun, Meca pasti ikut bangun, memegang dahiku dan bertanya... "Mama pusing? mama ga bisa bobo? caca temenin mama ya..." hmm...apalagi yang aku harapkan? mencintai, menyayangi kadang memang butuh pengorbanan... Tapi,kalau hasilnya indah...betapapun beratnya...sepertinya sudah tidak terasa lagi :)

1 komentar:

  1. wua.. miss sabar banget. Aku ga pernah sabar sama anakku. Aku dibesarkan dengan cara salah. Sekeras apapun aku sama anakku, sepertinya aku msh jauh lebih baik dari ortuku dulu. Mudah2an anakku ngerti deh, sama mamanya yg berhati besi ini.. huhuhuhuhu

    BalasHapus