Sabtu, 23 Mei 2015

Melangkah Diatas Awan...

Ketika diri sedang berada diatas angin...
Ketika mampu melangkah diatas awan...
Ketika segala hal bukan lagi berada di tangan takdir, melainkan di genggaman kita...
Tak banyak yang mampu berpikir secara manusiawi...
Tak banyak yang mampu mengingat betapa indahnya berbagi
Tak banyak yang bisa mengingat, indahnya saat kaki berpijak di bumi
Hanya bisa melihat aku dan aku
Hanya bisa mengingat sakitnya saat di bumi
Hanya mau menikmati kenikmatan diatas awan
Waktunya menunjukkan bagaimana takdirmu kutentukan
Waktunya membalas rasa sakit
Waktunya memuaskan ke-akuanku
Adakah yang mampu bertahan membumi saat kaki melangkah diatas awan?
Saatnya bersyukur atas kasih-Nya...
Kasih dalam bentuk anugerah, pun dalam bentuk rasa sakit...
Si pembawa anugerah, dan si pembawa derita...adalah takdir yang harus ditemui oleh setiap makhluk-Nya
Saatnya menyadari indahnya berbagi, indahnya mengasihi, indahnya kebersamaan
Walau diikuti dengan pengorbanan
Saat kaki melangkah diatas awan, materi adalah kendalinya
Saat berbagi dan mengasihi, materi adalah bentuk nyata yang seringkali dikorbankan...
Mungkinkah itu yang membuat seseorang tak mampu mengendalikan gejolak nafsu saat diatas awan...
Tuhan tidak tidur...
Bahkan beliau memberikan cobaan dalam bentuk kenikmatan, bukan hanya derita...
Jadi, siapkah kita saat memperoleh kesempatan untuk melangkah diatas awan?

By Mahitri W

1 komentar:


  1. Thank you for presenting something that is best, and this gives an idea for all of us a lesson that we always learn from someone even if that person is not known to us, and success always for you who have inspired us all!

    obat kanker kelenjar getah bening
    obat ginjal bocor
    obat asam lambung
    obat paru paru basah
    obat herbal bronkitis
    obat nyeri urat

    BalasHapus